Sedih,
kamu selalu membanggakannya di mataku
mengatakan, kamu jatuh yang tak pernah aku pungut
rela yang pernah menggugat
hakmu melata lalu melilit tubuh
meminta tabah
padahal sedang di bawah
Air matamu,
adalah belati yang mengusap-usap pipi
berusaha bernegosiasi
tapi selalu ditolak,
sebab sakitnya tak bisa ditahan
Air mata di pagimu
sudah tidak sudi dengan teh tanpa gula
menolah gula yang kubisi untuk lebih manis lagi
menolak kopi yang mengotori cangkir yang katanya suci
Di matamu,
air mata ini memeluk tubuh
mendekap, menengadah berusaha lebih kuat darimu
tapi apa bisa?
dia lantang menjawab dari mulutnya
dia bisa bersamamu saat yang lain sisa namanya saja
Sumenep, 03 September 2022
Komentar
Posting Komentar