Tangan ini berusaha melambai dan menggapai
Tapi tidak ada yang menyambut
Ada mulut yang juga aku selipkan di antaranya
Agar dia tidak lagi bicara
Itu dulu,
Saat hanya kayu rapuh yang berkurban jadi abu
Saat hanya melati yang harus layu karena tidak dihinggapi
Itu dulu sekali,
Kini ada aku yang sama-sama di sebelahmu yang duduk lama sampai kebas
Tapi suka rela
Ada tanganku yang bisa menghapus tangis ini sendiri
Ada mataku yang juga siap memandangi
Aku berdua saat tangan-tangan telah diusap pada muka
Saat amin menyelingsing di antara telinga
Aku telah berdua
Arti ini ambigu,
Aku berdua dengan tanganku yang tak lagi kosong
Aku berdua dengan kaki yang asik berjalan romantis bersebelahan
Aku tidak sendiri saat hari dan pikiran saling bercengkrama,
Dan aku jadi tema di sana
Sumenep, 14 Agustus 2022
Komentar
Posting Komentar