Sempit apa kelopak mawar menjadi gaunmu
Jika kamu terus saja merasa kurang
Warnanya jadi hitam, tidak lagi merah
Tapi cukup sesuai denganmu
Seputih apa melati jika dibandingkan dengan kulitmu
Aku rasa, cukup aku yang hitam tanda tandingan
Tapi aku bangga tidak berduri untuk melukaimu
Terbanding terbalik jika harus melawan egomu
Aku tidak cukup meski menjadi warna hitam di rambutmu
Kamu warna pirang yang ingin terus berubah
Melambai-lambai pada perih yang merintih-rintih
Meringis tangis yang tak kunjung habis
Kamu jahat untuk bisa merenggut waktu
Menyuruh detik berdering cepat
Padahal sudah ada yang mengaturnya
Menjepit harapan di antara jamnya
Apa kamu tidak bisa sukarela untuk meikhlaskannya?
Aku terselip di ujung lidahmu
Dengan kisah kotor yang kau sebut aku sebagai tokohnya
Tapi aku tidak pernah tau itu
Kamu membalikkan fakta dengan segala cara
Kamu tidak cukup meski kuberi merah yang dikorbankan bunga
Tetap kurang meski duri telah menjadi dengan sukarela
Tanpa imbalan,
tanpa apa-apa darimu
Sumenep, 11 Agustus 2022
Komentar
Posting Komentar