Asap-asap yang mengepul dibalik matamu
ada aku ujungnya yang akan segera hilang
warna merah pada kuah kalah pekat dari merah darahku yang merana
dia resah kalau saing lebih pedas dari yang lain
Mie yang berukuran sedang,
masih terlalu pendek dibandingkan yang lalu
sudah tercampur di telur yang meminta asin di lidahku yang hambar
Sudah masuk satu suap
masih kalah menggoda dibandingkan kuah Seblak ku yang menjerit meminta ditelan
aku merasakan enaknya jadi kamu
seputih mangkuk yang memintamu utuh di sana
juga Semerah yang h telah kau lumpuhkan keberadaannya
hingga surut di mataku yang perih tidak berair mata
Dua suapan,
hambar kusandingkan dengan lidahku yang banyak maunya
aku cekcok dengan rasanya
masih tidak paham kenap bisa kamu bersanding dengan yang lain
Pamekasan, 26 Agustus 2022
Komentar
Posting Komentar