Tidak sederhana itu saat menulis puisi
Jika objeknya kamu
Aku harus meminta izin pada mata agar tidak menangis
Harus menutup mulut agak menyebutmu
Harus membolak-balikkan pikiran agar tidak diisi olehmu
Kata pertama adalah mudah
Tapi nyatanya harus melilit huruf-huruf demi kalimat
Berjuang merangkai pada yang sepertinya tidak ada
Berusaha menjadikannya ada
Jika puisi ini kurung
Aku sudah tidak tau apa menyebabkan bahagia dulu
Mungkin senyum ini hanya cat dinding yang mudah mengelupas
Hanya spidol warna yang tidak permanen
Jadi lusanya sudah lupa bahagia
Tapi tadi, puisi ini tersenyum
Entah objeknya siapa
Huruf-hurufnya bahagia
Huruf-hurufnya riang sekali merayu-rayu makna untuk tersirat
Kali ini, meski puisi ini kurang
Tetep berusaha merangkap terang
Meski redup terus mengungkung,
Tetep akan ada kalimat yang satu paragrafnya meminta secercah cahaya yang membuatnya tertidur
Lelap dalam imajinasi yang kebingungan dipertigaan
Entah harus ke kiri atau ke kanan
Mungkin puisi cukup jika tanpa objek yang nyata
Sumenep, 13 Agustus 2022
Komentar
Posting Komentar