Mikrofon yang kau genggam siang ini
adalah aku yang kau bisiki dengan hikmat
dan kabel-kabel itu juga aku
aku yang kau lilit dengan diberi iming-iming janji
Karpet merah ini, katanya mau kau jadikan tempat lukis
dengan tinta yang juga merah
aku tidak paham,
apa mataku harus telanjang untuk melihatnya
penglihatanku cukup buram di tantamu
Apa aku masih mikrofon yang kau genggam itu?
jawab,
jika sudah tidak
aku akan matikan suaraku agar tidak mengganggumu
akan aku sumpal keinginan ini di tenggorokanku
Apa karpetnya masih ingin kau gunakan?
jawab,
jika sudah tidak
akan ku gulung bersama harapan ini di mataku
Sudah terhampar jauh penglihatan ini
sejauh luka dengan darah yang sudah kalah merah
putih yang sudah tak layak lagi
dan biru yang sudah ternodai hitam
masih perlukah aku?
Gedung Pemuda Pamekasan, 21 Agustus 2022
Komentar
Posting Komentar