Beristirahatlah hari ini, tubuhmu bukan pohon yang akan terus berdiri tegak, bukan juga besi yang terus kuat. Kamu butuh istirahat dari kesibukan. Terutama kesibukan pikiranmu sendiri.
Meski aku tahu, kamu tidak benar-benar merehatkan tubuh. Matamu bisa saja terpejam, tapi entah pikirannya sudah sampai mana berkelana.
Pundakmu Kokoh sekali hari ini, juga hari-hari yang lalu. Kamu berhasil mencabut duri di kaki sendiri, berhasil memikul beban sendiri. Kamu sehebat itu.
Tapi mari sekali-kali duduk bersamaku. Kita istirahat bersama. Berbincang-bincang santai atas apa-apa yang telah kamu lalui. Aku akan jadi pendengar setiamu. Aku akan mendengarkan seberapa sering kamu jatuh dan bangkit saat bersamaan. Aku tahu, kamu bukan orang yang terlena saat jatuh. Sering aku lihat kamu terdarah-darah sendiri. Tidak apa-apa, itu tandanya tidak ada yang sekuat kamu.
Coba duduk denganku sebentar. Aku memang tidak punya kopi sehitam punyamu. Tapi setidaknya seduhan teh ku kali ini cukup manis untuk bercampur dengan kisah pahitmu.
Aku akan duduk di sini, menunggumu yang pada akhirnya akan duduk juga karena sudah lelah.
Sumenep, 07 Agustus 2022
Komentar
Posting Komentar