Mungkin hari ini tidak akan seperti kemarin
yang ramai jadi sepi,
yang sepi jadi ramai
Banyak mulut-mulut singgah
sibuk mengomentari semuanya
melilitkan perkataan yang berbeda
menyelipkannya makian yang kebenarannya tak ada
Aku di tanah kali ini
berlumuran warna coklat di segala sisi
mataku sayu kali aku dipasung jauh dari tempat ini
aku miskin yang terus membuka doa untuk meminta
Aku diam kala pagi mulai merambat siang
kala panas yang kusebut tenang membuat gersang
meski aku pura-pura sibuk menutupi embun
dia malah luruh tanpa pamit
aku jadi ketahuan
Meski aku lagi-lagi dimaki,
aku tutup telinga
ini caraku berjalan meski tak benar
aku harus membolak-balikkan pikiran untuk membuat keputusan
Sumenep, 14 Agustus 2022
Komentar
Posting Komentar