Tuhan, aku tidak tahu, kenapa kaki ini memaksa berjalan
Padahal duri sudah jelas-jelas dihadapan
Aku juga tidak tau, kenapa mata ini terus menangis
Padahal tissue-ku sudah habis
Sekuat apa hatiku jika dibandingkan ranting
Rela menua dengan warna coklatnya
Setia dengan daunnya
Kapan aku berhenti berpura-pura
Jika untuk meneguk
Aku butuh air yang sejuk
Tuhan, mata ini kembali berair
Aku tidak tau kenapa dia terus mengalir
Membuat basah pipi
Membuyarkan senyum yang kupaksa tampil rapi
Helaan napas kali ini terasa seperti api
Harus panas demi membakar kayu yang rela jadi abu pada akhirnya
Entahlah, apa yang bisa kukorbankan kali ini
Jika aku miskin yang tak mau disebut tidak mampu
Jika aku rapuh yang ingin selalu disebut kuat
Padahal aku tidak berdaya
Dimana aku yang sebenarnya Tuhan?
Bingung di tempat terbuka
Mencari aku yang banyak maunya
Cukup satu saja,
Jangan terus beri aku rasa untuk memiliki semuanya
Sumenep, 09 Agustus 2022
Komentar
Posting Komentar