Tali-tali yang kutabur di mukamu waktu itu,
telah menjerit lesu
merusak penglihatan yang sedang bermanja-manja dengan objeknya
menyakiti ludah yang terbuai pada kemanisan
padahal bukan diri sendiri yang sakit
Tali-tali ini singgah di matamu dengan anggun
mengikat kita yang terpaksa diikat
menyita waktu yang ingin cepat-cepat
bibir ini merah karena gelisah
ingin mengucapkan, tapi tetap ditahan
Jika menjadi angka di jam,
kita tidak pernah se dekat angka dua jam jam yang setia
tampaknya kita cukup jauh antara jam enam dan dua belas
apa kita cukup untuk itu?
jika tidak beri aku jalan untuk menyeret tubuh sendiri
Apa kita sudah terikat,
apa kita sudah saling menyakiti
meski tak pernah sesederhana Langit untuk bumi
tidak juga tanah untuk tumbuhan yang rela diracuni
Pamekasan, 24 Agustus 2022
Komentar
Posting Komentar