Saat senja datang, aku ketuk dia kayaknya pintu
Lalu malam menjadi pembuka
Aku duduk di keheningannya
Ada yang sedang ribut di sana
Di warna hitamnya, aku meminta warna putih
Dia menolak, dia bilang, "Hitammu sudah ada"
Aku balurkan itu di mataku, ternyata perih
Aku buta seketika itu karena legamnya
Aku bertanya, jadi apa aku di malammu
Saat pintumu kau buka lebar, aku duduk sendiri kala itu
Dan kita yang terus beradu hening
Sampai aku pusing
Kamu mempersilahkan aku masuk
Meski percakapan kita hanya berhenti di situ
Tapi aku sudah memanjat langit untuk memelukmu
Dari malam yang berselimut, aku kedinginan dengan anganku
Catatan, 27 Februari 2022
Komentar
Posting Komentar