Langsung ke konten utama

SENANDIKA "SEEGOIS ITU" Oleh ; Erka Ray

"Egois adalah ; ketika kita tahu betul bahwa itu tidak baik, tapi kita malah memaksanya untuk menjadi baik." 

-------****------

Ternyata aku seegois itu. Aku memaksa sesuatu yang saat dipaksakan hanya membuat sakit. Seharusnya dari dulu sudah diikhlaskan dan dilupakan. Bukan malah menuntut sana sini untuk digenggam.

Dari awal aku tahu, bahwa menggenggam batang mawar hanya akan memberi luka pada diri sendiri. Tapi saya terus memaksa untuk menggenggamnya hanya demi sekuntum mawar yang nampak indah yang menempel di batangnya. Apa sebegitu mulusnya sebuah keindahan memanipulasi? Padahal yang tidak menarik seringkali menawarkan sebuah kebahagiaan yang sudah pasti. Kita sering menipu diri sendiri untuk memenuhi sebuah ambisi. Hingga akhirnya sadar bahwa penyesalan selalu ada di belakang.

Manusia seringkali rela melakukan apapun demi sebuah kemauan. Lalu berdalih bahwa itu adalah pengorbanan. Pada dasarnya, berkorban boleh saja. Tapi jangan sampai kita mengorbankan orang lain hanya untuk diri sendiri.

Aku pada awalnya hanya sebatas mau, lalu perlu kemudian butuh. Ya butuh untuk diriku. Sebenarnya seberapa butuh kita dengan sesuatu yang kita mau. Boleh jadi itu hanya sebatas keinginan yang dipaksa berujung kenyataan. Manusia memang sepemaksa itu jika sudah merasa cocok.

Seharusnya dari awal sudah diikhlaskan saja. Kamu memanglah apa yang aku mau. Tapi seharusnya aku tahu, titik tertinggi dari kemauan adalah dengan tidak menginginkannya lagi. Toh jika memang itu adalah milik kita, maka mau seberapa sulitnya dia untuk digapai, pada akhirnya kita akan bersanding juga. Tapi aku malah sering lupa cara merelakan, lupa untuk membuatmu bebas. Karena dari kebebasanmu itulah, kamu akan tahu bahwa aku pantas untuk itu. 

Aku bukan orang baik. Aku adalah orang egois yang terus menginginkanmu. Meski pada akhirnya aku mendapatkanmu, tapi sebenarnya tanpa sadar sedang mendapatkan sakit hatiku sendiri. 

Dan sekarang dengan bodohnya kamu dan aku ingin menyudahi, padahal kita sudah sejauh ini. Lawakan yang sama sekali tidak lucu.

------****------

"Katanya, orang yang egois itu adalah mereka yang tidak sadar apa yang mereka lakukan. Tapi menurut saya, orang egois adalah mereka yang sadar betul apa yang mereka lakukan, tapi memaksa untuk melanjutkan."


Catatan, 04 Agustus 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI NOVEL JANJI KARYA TERE LIYE, Oleh: Erka Ray

Judul Resensi: Sepanjang Janji Digenggam  Judul Buku: Janji Penulis: Tere Liye Bahasa: Indonesia Penerbit: Penerbit Sabak Grip Tahun Terbit: 28 Juli 2021 Jumlah Halaman: 488 halaman ISBN: 9786239726201 Harga Buku: -  Peresensi: Erka Ray* Penulis dengan nama asli Darwis ini terkenal dengan nama pena Tere Liye. Dunia buku dan tulis menulis tentu tidak akan asing lagi. Pria kelahiran Lahat Sumatera Selatan 21 Mei 1979 ini sudah mulai menulis sejak masih sekolah dimulai dari koran-koran lokal. Selain seorang penulis dia juga merupakan seorang Akuntan dan juga lulus Sarjana Ekonomi Universitas Indonesia (UI). Tere Liye memilih berbeda dengan penulis lainnya, dengan tidak terlalu mengumbar identitas dan jarang menghadiri seminar, workshop kepenulisan dan lain-lain. Novel Janji ini merupakan novel ke sekian yang telah ditulisnya. Mulai menulis sejak tahun 2005 dengan karya pertamanya yaitu "Hafalan Salat Delisa" yang telah diangkat menjaga film layar lebar. Selain itu j...

NOVELETTE - "KEPAL TANGAN", Oleh; Erka Ray

Pagi hari, kehidupan mulai menggeliat di sebuah pedesaan. Satu dua jendela rumah mulai dibuka oleh pemiliknya. Ayam tak berhenti berkokok sahut-sahutan dengan suara kicau burung di atas sana. Dari arah timur mentari mulai muncul. Cahayanya menyirami persawahan dengan padi yang mulai membungkuk memasuki usia panen, menyapa ladang penduduk dengan beranekaragam tanaman. Embun di rumput-rumput sebetis mulai menggelayut, diinjak oleh orang-orang yang mulai pergi ke ladang pagi ini. Menjemur punggung dibawah terik matahari sampai siang bahkan ada yang sampai sore hari.  Terdengar suara ibu-ibu memanggil seorang tukang sayur. Teriakan ibu-ibu memanggil anak-anak yang bandel susah disuruh mandi untuk berangkat sekolah. Teriakan ibu-ibu yang meminjam bumbu pada tetangganya. Kehidupan di desa ini sudah mulai menggeliat sejak subuh dengan suara air yang ramai di kamar mandi. Suara adzan yang nyaring sekali, terdengar kesemua penjuru.  Anak-anak berseragam dengan tas besar ter...

PUISI "SAJAK TOPLES KOSONG", Oleh: Erka Ray

Aku toples yang diambil pagi-pagi dalam lemari  Kemana aku dibawa Meja yang habis dilap itulah tempatku berada Aku toples yang dibuka dengan gembira  Tangan tuan rumah, tangan tamu-tamu menjamah isi dalamku Aku ditawarkan, "Mari makan" "Mari dicicipi" Aku toples yang gembira di hari raya Itu aku, Itu aku yang dulu Kemana aku hari ini? Aku adalah toples yang membisu di dalam lemari  Badanku kosong Tangan-tangan tua dan muda tak menjamahku Tuan rumah acuh kiranya, Kemana uangnya untuk membeli isi yang biasanya diletakkan pada tubuhku  Pun rumah ini sepi  Tuan rumah seperti mati di hari raya Di mana aku? Aku ada dalam lemari saat hari raya Aku tak diambil pagi-pagi untuk diletakkan di atas meja ruang tamu Tuanku tengah miskin  Tuanku tak ada uangnya Tuanku membuatku tak lagi diperlihatkan pada tamu-tamunya  Dan tuanku rumahnya tak bertamu Sumenep, 11 April 2024