Kenapa kita harus menusuk kaki
dengan seribu mata yang melihat dari kanan kiri
Jeritan yang disumpal
Akankah mendapatkan balasan yang setimpal
Kamu, yang aku sebut kertas lusuh
masih lebih bersih dari yang kubasuh
Bisakah kita terus berpegangan
meski tangan kotor dengan serabutan yang aku ciptakan
Saat mulai redup
aku kira, kita tak akan seperti cangkir yang isinya mudah diseruput
Ternyata aku salah kira
Mari kita belah jalanan dengan pisau tumpul
Agar kita bisa berkumpul pada satu sampul
yang sebenarnya tak menjamin apapun
Aku mau kita rapat
meski rapat yang terus bersekat-sekat
Tapi kamu malah berbisik pelan ; kita cukup di sini ya
Catatan, 06 Juli 2021
Komentar
Posting Komentar