"Ada yang perlu diubah dari diri kita. Dan semuanya harus berawal dari niat kita. Karena niat ibarat fondasi dari sebuah bangunan. Jika fondasinya kokoh, maka bangunannya juga akan kokoh. Tidak akan goyang oleh bising- bising apapun."
-----*****-----
MASA LALU
Dalam sebuah catatan usang. Aku pernah menulis namamu begitu tebal di sana. Agar untuk menghapusnya menjadi susah. Semua berawal dari tiga huruf yaitu, "Hai" hingga menjadi asal muasal ketimpangan ini. Dari balasan-balasan pendek yang kemudian memanjang. Salahku yang dengan mudah mengikat semuanya pada satu tiang, yang aku kira akan begitu kokoh, yang aku kira akan juga mengikatku dan tak mau melepaskanku.
Entah aku yang salah mengeja kata demi kata, atau kamu yang terlalu banyak mempermainkan kata-kata. Aku kan jadi salah baca. Yang aku kira cinta, ternyata hanya makanan sisa yang tidak enak rasanya. Salahku juga yang terburu-buru menyilahkan tamu baru masuk ke rumahku. Dan dengan bodohnya mengatakan, "Anggap saja rumah sendiri". Lihatlah dia sekarang jadi semena-mena. Keluar masuk tanpa merasa berdosa telah meninggalkan luka.
Hm... Seharusnya aku menjadi egois waktu kamu bilang "Pergi dari hidupku". Seharusnya aku tidak bersikeras untuk memegang tali yang sebenar lagi putus. Seharusnya aku lepaskan saja bukan. Dan seharusnya yang lain.
Sayangnya meskipun kita telah melepaskan, bukan berarti telah melupakan. Karena kenangan dan masalalu, sudah seperti permen karet yang menempel di baju. Sudah melekat dan susah menghilangkannya. Meskipun hilang, pasti masih membekas. Tapi mau seberapa pahitnya itu, mau seberapa buruknya itu. Kita harus menjadi orang yang bisa menerima dengan lapang. Sebab dengan lapang kita akan merasa tenang, tidak akan terganggu dengan sakit-sakit yang telah berlalu.
Enyahlah. Kamu telah berikrar dengan orang baru. Tapi kenapa masih saja menjadi benalu di pikiranku. Aku yang salah waktu berdoa dulu. Aku malah meminta menjadi hujan di musim gugur, menjadi pelangi di malam hari, menjadi lampu di siang hari. Dan lebih bodohnya aku malah meminta untuk terus tetap mencintai, dan itu malah keterusan dan tanpa kepastian dan balasan.
Komentar
Posting Komentar