Langsung ke konten utama

SENANDIKA "YANG TERBAIK DARI YANG BAIK" -Erka Ray

"Selalu ada siklus datang dan pergi. Tapi percayalah, yang menetap paling lama akan susah untuk menghapusnya."


-----------------------------******------------------------------


Besok, kita jadi orang baik lagi ya. Orang yang berusaha untuk tidak saling memberikan luka meski hanya selarik. Meski kita pada akhirnya menjadi orang yang dijahati, jangan pernah berpikiran untuk menjadi jahat. Dan lusanya, kita akan tetap menjadi orang yang senantiasa baik. 

Kadang di sela-sela kesibukan, kita sering kali bertanya. Kenapa kita ditinggalkan oleh seseorang yang sudah dianggap pasangan. Simpel saja, kita tidak perlu mengecap dia sebagai orang yang jahat. Mungkin dia memang orang baik, tapi bukan untuk kita. Tapi untuk orang yang memang baik baginya. Untuk esoknya, kita diberikan pengganti yang lebih baik dari yang baik.

Siang memang tidak meminta mendung. Tapi sialnya, mendung kadang datang tanpa diundang. Membawa hujan, entah sengaja atau tidak lalu diturunkan. Sama halnya dengan kita, kadang kita tidak pernah meminta. Tapi terkadang, saking begitu layaknya kita, maka kita diberi yang terbaik dari yang baik. 

Mari menjadi merpati yang selalu setia dengan pasangannya. Jika kita belum mempunyai pasangan, setialah pada orang di sekitar kita. 

Setia adalah simbol tali pengikat, meski terkadang ada saja yang berusaha merusaknya. Entah diputuskan dengan apa. Tapi yang memutuskan kesetiaan adalah dia yang tidak berperasaan.

Kesetiaan dan kebaikan akan menjadi pasangan yang kokoh layaknya kaca. Tapi jangan coba-coba menghancurkannya, sebab jika sudah berserakan, mau dibetulkan dengan cara apapun, semuanya akan sia-sia.

Yang terbaik dari yang baik, akan setia pada yang memang setia.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI NOVEL JANJI KARYA TERE LIYE, Oleh: Erka Ray

Judul Resensi: Sepanjang Janji Digenggam  Judul Buku: Janji Penulis: Tere Liye Bahasa: Indonesia Penerbit: Penerbit Sabak Grip Tahun Terbit: 28 Juli 2021 Jumlah Halaman: 488 halaman ISBN: 9786239726201 Harga Buku: -  Peresensi: Erka Ray* Penulis dengan nama asli Darwis ini terkenal dengan nama pena Tere Liye. Dunia buku dan tulis menulis tentu tidak akan asing lagi. Pria kelahiran Lahat Sumatera Selatan 21 Mei 1979 ini sudah mulai menulis sejak masih sekolah dimulai dari koran-koran lokal. Selain seorang penulis dia juga merupakan seorang Akuntan dan juga lulus Sarjana Ekonomi Universitas Indonesia (UI). Tere Liye memilih berbeda dengan penulis lainnya, dengan tidak terlalu mengumbar identitas dan jarang menghadiri seminar, workshop kepenulisan dan lain-lain. Novel Janji ini merupakan novel ke sekian yang telah ditulisnya. Mulai menulis sejak tahun 2005 dengan karya pertamanya yaitu "Hafalan Salat Delisa" yang telah diangkat menjaga film layar lebar. Selain itu j...

NOVELETTE - "KEPAL TANGAN", Oleh; Erka Ray

Pagi hari, kehidupan mulai menggeliat di sebuah pedesaan. Satu dua jendela rumah mulai dibuka oleh pemiliknya. Ayam tak berhenti berkokok sahut-sahutan dengan suara kicau burung di atas sana. Dari arah timur mentari mulai muncul. Cahayanya menyirami persawahan dengan padi yang mulai membungkuk memasuki usia panen, menyapa ladang penduduk dengan beranekaragam tanaman. Embun di rumput-rumput sebetis mulai menggelayut, diinjak oleh orang-orang yang mulai pergi ke ladang pagi ini. Menjemur punggung dibawah terik matahari sampai siang bahkan ada yang sampai sore hari.  Terdengar suara ibu-ibu memanggil seorang tukang sayur. Teriakan ibu-ibu memanggil anak-anak yang bandel susah disuruh mandi untuk berangkat sekolah. Teriakan ibu-ibu yang meminjam bumbu pada tetangganya. Kehidupan di desa ini sudah mulai menggeliat sejak subuh dengan suara air yang ramai di kamar mandi. Suara adzan yang nyaring sekali, terdengar kesemua penjuru.  Anak-anak berseragam dengan tas besar ter...

PUISI "SAJAK TOPLES KOSONG", Oleh: Erka Ray

Aku toples yang diambil pagi-pagi dalam lemari  Kemana aku dibawa Meja yang habis dilap itulah tempatku berada Aku toples yang dibuka dengan gembira  Tangan tuan rumah, tangan tamu-tamu menjamah isi dalamku Aku ditawarkan, "Mari makan" "Mari dicicipi" Aku toples yang gembira di hari raya Itu aku, Itu aku yang dulu Kemana aku hari ini? Aku adalah toples yang membisu di dalam lemari  Badanku kosong Tangan-tangan tua dan muda tak menjamahku Tuan rumah acuh kiranya, Kemana uangnya untuk membeli isi yang biasanya diletakkan pada tubuhku  Pun rumah ini sepi  Tuan rumah seperti mati di hari raya Di mana aku? Aku ada dalam lemari saat hari raya Aku tak diambil pagi-pagi untuk diletakkan di atas meja ruang tamu Tuanku tengah miskin  Tuanku tak ada uangnya Tuanku membuatku tak lagi diperlihatkan pada tamu-tamunya  Dan tuanku rumahnya tak bertamu Sumenep, 11 April 2024