Langsung ke konten utama

SENANDIKA "SELAMAT MALAM" Oleh ; Erka Ray

"Kenapa kamu menjadi penulis?

Karena tidak ada yang mau mendengarkan, jadi saya akan membuat mereka membaca." 


------*****------


"SELAMAT MALAM"


Selamat malam. Dari satu tempat yang disebut tempat ternyaman saat rebah, ada satu impian yang dipahat di dinding-dinding malam. Dalam sekali. Jelas, supaya impiannya juga semakin dalam, dan nantinya akan semangat untuk dicapai. Entah dengan cara apa. 

Selamat malam. Dari bingkai jendela sudut rumah. Ada lampu yang redup-redup menyala. Menemani penghuninya mengadu tentang betapa lelahnya dia seharian ini. 

Ada yang sibuk berpura-pura akhir-akhir ini. Bukan karena hidup adalah sebuah kepura-puraan. Tapi lebih kepada siapa saja pantas dan tidak. Berpura-pura tidak selamanya tidak jujur. Tapi lebih ke tidak perlu tahu. Kadang kita sudah antusias untuk memberi tahu, tapi kita sering tidak mendapatkan respon yang baik. Lawan dihadapan kita seolah menganggap ini hanya sesuatu yang biasa saja. 

Satu hal, jangan meminta dimengerti jika tidak mau mengerti. Hanya sesimpel itu sih. Manusia tidak hanya harus tahu tentang cara berbalas budi, tapi juga harus tahu bagaimana caranya tidak menyakiti hati. 

Ekspresi adalah bentuk simpel dari menghargai. Meski ekspresi yang baik, kadang bukan cerminan hati yang baik. Tapi setidaknya ekspresi dapat memberikan suasana yang baik. 

Selamat malam. Tidurlah. Kita bukan benda mati yang terus diam. Kita juga bukan mesin pabrik yang terus bekerja. Istirahat adalah sesuatu yang perlu. Tunggu apa lagi, tutup mata, dan jemput mimpi indahmu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI NOVEL JANJI KARYA TERE LIYE, Oleh: Erka Ray

Judul Resensi: Sepanjang Janji Digenggam  Judul Buku: Janji Penulis: Tere Liye Bahasa: Indonesia Penerbit: Penerbit Sabak Grip Tahun Terbit: 28 Juli 2021 Jumlah Halaman: 488 halaman ISBN: 9786239726201 Harga Buku: -  Peresensi: Erka Ray* Penulis dengan nama asli Darwis ini terkenal dengan nama pena Tere Liye. Dunia buku dan tulis menulis tentu tidak akan asing lagi. Pria kelahiran Lahat Sumatera Selatan 21 Mei 1979 ini sudah mulai menulis sejak masih sekolah dimulai dari koran-koran lokal. Selain seorang penulis dia juga merupakan seorang Akuntan dan juga lulus Sarjana Ekonomi Universitas Indonesia (UI). Tere Liye memilih berbeda dengan penulis lainnya, dengan tidak terlalu mengumbar identitas dan jarang menghadiri seminar, workshop kepenulisan dan lain-lain. Novel Janji ini merupakan novel ke sekian yang telah ditulisnya. Mulai menulis sejak tahun 2005 dengan karya pertamanya yaitu "Hafalan Salat Delisa" yang telah diangkat menjaga film layar lebar. Selain itu j...

NOVELETTE - "KEPAL TANGAN", Oleh; Erka Ray

Pagi hari, kehidupan mulai menggeliat di sebuah pedesaan. Satu dua jendela rumah mulai dibuka oleh pemiliknya. Ayam tak berhenti berkokok sahut-sahutan dengan suara kicau burung di atas sana. Dari arah timur mentari mulai muncul. Cahayanya menyirami persawahan dengan padi yang mulai membungkuk memasuki usia panen, menyapa ladang penduduk dengan beranekaragam tanaman. Embun di rumput-rumput sebetis mulai menggelayut, diinjak oleh orang-orang yang mulai pergi ke ladang pagi ini. Menjemur punggung dibawah terik matahari sampai siang bahkan ada yang sampai sore hari.  Terdengar suara ibu-ibu memanggil seorang tukang sayur. Teriakan ibu-ibu memanggil anak-anak yang bandel susah disuruh mandi untuk berangkat sekolah. Teriakan ibu-ibu yang meminjam bumbu pada tetangganya. Kehidupan di desa ini sudah mulai menggeliat sejak subuh dengan suara air yang ramai di kamar mandi. Suara adzan yang nyaring sekali, terdengar kesemua penjuru.  Anak-anak berseragam dengan tas besar ter...

PUISI "SAJAK TOPLES KOSONG", Oleh: Erka Ray

Aku toples yang diambil pagi-pagi dalam lemari  Kemana aku dibawa Meja yang habis dilap itulah tempatku berada Aku toples yang dibuka dengan gembira  Tangan tuan rumah, tangan tamu-tamu menjamah isi dalamku Aku ditawarkan, "Mari makan" "Mari dicicipi" Aku toples yang gembira di hari raya Itu aku, Itu aku yang dulu Kemana aku hari ini? Aku adalah toples yang membisu di dalam lemari  Badanku kosong Tangan-tangan tua dan muda tak menjamahku Tuan rumah acuh kiranya, Kemana uangnya untuk membeli isi yang biasanya diletakkan pada tubuhku  Pun rumah ini sepi  Tuan rumah seperti mati di hari raya Di mana aku? Aku ada dalam lemari saat hari raya Aku tak diambil pagi-pagi untuk diletakkan di atas meja ruang tamu Tuanku tengah miskin  Tuanku tak ada uangnya Tuanku membuatku tak lagi diperlihatkan pada tamu-tamunya  Dan tuanku rumahnya tak bertamu Sumenep, 11 April 2024