Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2021

PUISI "PECANDU" Oleh ; Erka Ray

 "PECANDU" Aku adalah pecandu Dari kopi yang diseduh pagi Dari cangkir yang berdenting dua kali Aku pecandu berat Aromamu yang pekat Mengajak becanda penciuman yang tersumbat Lalu kita terlarut-larut cukup lambat Aku menyeduh kebodohan yang kelewat pahit Lidah menyentuh Kamu malah menjauh Aku pecandumu Untuk sejam yang lalu

PUISI "KITA RUMIT" Oleh ; Erka Ray

 "KITA RUMIT" Seharusnya kita tak berharap banyak pada gulungan ombak yang menyapa tubir pantai sebentar Menitip kabar yang sebentar lagi pudar Kenangan ditambatkan di tiang-tiang pengikat jangkar Beralas pasir yang tidak kasar Kita lahir dari kebohongan yang bertabrakan dengan keributan pinggir pantai Dibawa jauh oleh sampan-sampan ke tengah lautan Kita terlalu sering membuat lawakan yang kurang menyenangkan Kita sahaja yang tidak dianggap ada Menggenggam pasar hanya membuat kotor tangan Menyapa angin, tapi tak menampakkan Maaf, telah terlalu rumit seperti jaring yang saling mengait Catatan, 22 Juni 2021

SENANDIKA "SELAMAT MALAM" Oleh ; Erka Ray

"Kenapa kamu menjadi penulis? Karena tidak ada yang mau mendengarkan, jadi saya akan membuat mereka membaca."  ------*****------ "SELAMAT MALAM" Selamat malam. Dari satu tempat yang disebut tempat ternyaman saat rebah, ada satu impian yang dipahat di dinding-dinding malam. Dalam sekali. Jelas, supaya impiannya juga semakin dalam, dan nantinya akan semangat untuk dicapai. Entah dengan cara apa.  Selamat malam. Dari bingkai jendela sudut rumah. Ada lampu yang redup-redup menyala. Menemani penghuninya mengadu tentang betapa lelahnya dia seharian ini.  Ada yang sibuk berpura-pura akhir-akhir ini. Bukan karena hidup adalah sebuah kepura-puraan. Tapi lebih kepada siapa saja pantas dan tidak. Berpura-pura tidak selamanya tidak jujur. Tapi lebih ke tidak perlu tahu. Kadang kita sudah antusias untuk memberi tahu, tapi kita sering tidak mendapatkan respon yang baik. Lawan dihadapan kita seolah menganggap ini hanya sesuatu yang biasa saja.  Satu hal, jangan meminta dimengerti ...

SENANDIKA "SEMPAT YANG TAK TEPAT" Oleh : Erka Ray

 "Waktu akan terus berputar. Waktu tidak akan berhenti lalu menunggumu yang sibuk dengan patah hati." "Kita tidak bisa memaksakan sesuatu itu harus sesuai dengan keinginan kita. Dan kita juga tidak bisa memaksakan semuanya harus sama rata. Semua akan beda pada waktunya." -----****----- SEMPAT YANG TAK TEPAT Aku hanya akan terus berusaha untuk terlihat baik-baik saja. Tidak perlu bertanya. Aku pernah berteriak, tapi tak satupun ada yang tertarik. Aku bahkan pernah diam, tapi malah tak dianggap ada.  Kamu adalah masa yang sempat indah. Kita pun menyelam lama di kejernihan yang disebut perasaan. Berlarut-larut lama, hingga lupa kalau ada satu perasaan yang terus mengintai. Yang kapanpun akan siap mematahkan. Bukankah sakit hati adalah teman yang teramat setia pada kebahagiaan. Dua hal yang terus berhubungan.  Dulu kita yang nyaman serumah, nyaman berbagi hal-hal apapun. Untuk kemudian kita menjadi lampu jalan yang bersinar. Perasaan yang ditahtakan pada satu orang, ada...

SENANDIKA "AKU LAMPU" Oleh_Erka Ray

 "Kita tidak bisa memaksakan sesuatu harus sesuai dengan keinginan kita. Dan kita tidak bisa memaksakan semuanya harus sama rata. Semua akan beda pada waktunya." ----*****---- AKU LAMPU Aku adalah lampu di sebuah ruangan besar. Kamu menyalakanku untuk memberimu penerangan. Dan aku malah memberikan lebih. Aku tidak hanya menerangimu, tapi juga di sekitarmu. Aku bahkan menerangi jalanmu, menuntunmu agar kamu tidak salah jalan. Esoknya pun begitu, aku masih lampu yang setia menerangi ruangan kosongmu. Meski terkadang penerangan ini sering tidak dihiraukan. Dan aku memilih membatu untuk menjadi lampu. Tapi bukankah batu bisa hancur. Begitu juga dengan orang yang tak dihiraukan, jika sudah lelah dengan situasi, dia juga akan pergi. Dan seseorang akan terasa berharga, atau merasa kehilangan setelah kepergiannya. Dan suatu ketika lampuku mati juga. Dan saat itulah kamu merasakan betapa gelapnya ruanganmu tanpa peneranganku. Kamu berniat mengembalikanku dengan mengganti lampu yang ba...

SENANDIKA "JALAN RAYA" Oleh Erka Ray

 "Jangan mengulangi kesalahan yang sama. Hanya orang bodoh yang mendorong dirinya sendiri kejurang yang sama untuk kedua kalinya." ----***---- JALAN RAYA  Akhir-akhir ini kita sudah seperti kendaraan di jalan raya saja. Sibuk berlalu-lalang, meski terkadang tak tahu tujuannya kemana. Bahkan di lampu merah, kita menjadi pengemudi yang tidak sabaran menunggu lampu jalan berganti hijau. Padahal mau ditunggu ataupun tidak, dia akan tentang berganti. Dan saat kita dengan santainya mengemudi, kita sering dicegat oleh kemacetan yang menyebalkan. Membuat laju tersendat. Dan membuat kita sering merutuki matahari, bilang "Betapa panasnya siang ini". an saat laju kembali normal, kota diberi suguhan hembusan angin yang menyejukkan. Membuat anak rambut di pelipis menari-nari. Tak hanya itu kita Bahkan dimanjakan oleh pemandangan kanan kiri yang menawan. Seketika itu, kita merasa bahwa kebahagiaan bisa diambil dan dimasukkan kedalam kotak kaca. Tapi bukankah tak ada kehidupan yan...

SENANDIKA "YANG TERBAIK DARI YANG BAIK" -Erka Ray

"Selalu ada siklus datang dan pergi. Tapi percayalah, yang menetap paling lama akan susah untuk menghapusnya." -----------------------------******------------------------------ Besok, kita jadi orang baik lagi ya. Orang yang berusaha untuk tidak saling memberikan luka meski hanya selarik. Meski kita pada akhirnya menjadi orang yang dijahati, jangan pernah berpikiran untuk menjadi jahat. Dan lusanya, kita akan tetap menjadi orang yang senantiasa baik.  Kadang di sela-sela kesibukan, kita sering kali bertanya. Kenapa kita ditinggalkan oleh seseorang yang sudah dianggap pasangan. Simpel saja, kita tidak perlu mengecap dia sebagai orang yang jahat. Mungkin dia memang orang baik, tapi bukan untuk kita. Tapi untuk orang yang memang baik baginya. Untuk esoknya, kita diberikan pengganti yang lebih baik dari yang baik. Siang memang tidak meminta mendung. Tapi sialnya, mendung kadang datang tanpa diundang. Membawa hujan, entah sengaja atau tidak lalu diturunkan. Sama halnya dengan kita...