"Sudah mengorbankan, eh malah jadi korban."
------*****------
KAMU PERGI DARI RUMAHKU
Kenangan kita yang kemarin sejatinya masih terasa hangat sekali. Kenangan saat pintuku kau ketuk, lalu kau kupersilahkan masuk, dan menyuruhmu duduk.
Aku yang dengan suka rela membuatkanmu secangkir cinta, lalu menyilahkanmu untuk meminumnya. Kamu suka, bahkan memujinya. Dan percakapan kita pun terus mengalir apa adanya. Hingga kenyamanan hadir tanpa sengaja.
Kita selalu menikmati setiap proses yang ada. Sebab kita sama-sama menyukainya. Cukup lama kau duduk di rumahku. Dan aku mengira kau tak pernah bosan dengan semua itu. Ternyata aku salah. Bukankah dalam sebuah hubungan, bosan adalah pendamping yang setia?
Dan parahnya. Di saat aku tengah sibuk memikirkan hidangan apa yang akan aku hidangan untukmu, kamu malah pergi tanpa berpamitan padaku. Kamu melangkah menjauh meninggalkan pintuku, melewati pelataran rumahku. Hingga tubuhmu hilang dikesibukan jalanan kota.
Seharusnya aku memang tahu. Bahwa datang dan pergi adalah hal yang lumrah. Kalau yang pergi bukan karena mati, maka karena yang baru telah hadir dalam hubungan ini.
Kece keceee
BalasHapus