Langsung ke konten utama

SENANDIKA "KAMU PERGI DARI RUMAHKU" -Erka Ray

 "Sudah mengorbankan, eh malah jadi korban."


------*****------



KAMU PERGI DARI RUMAHKU


Kenangan kita yang kemarin sejatinya masih terasa hangat sekali. Kenangan saat pintuku kau ketuk, lalu kau kupersilahkan masuk, dan menyuruhmu duduk.

Aku yang dengan suka rela membuatkanmu secangkir cinta, lalu menyilahkanmu untuk meminumnya. Kamu suka, bahkan memujinya. Dan percakapan kita pun terus mengalir apa adanya. Hingga kenyamanan hadir tanpa sengaja.

Kita selalu menikmati setiap proses yang ada. Sebab kita sama-sama menyukainya. Cukup lama kau duduk di rumahku. Dan aku mengira kau tak pernah bosan dengan semua itu. Ternyata aku salah. Bukankah dalam sebuah hubungan, bosan adalah pendamping yang setia?

Dan parahnya. Di saat aku tengah sibuk memikirkan hidangan apa yang akan aku hidangan untukmu, kamu malah pergi tanpa berpamitan padaku. Kamu melangkah menjauh meninggalkan pintuku, melewati pelataran rumahku. Hingga tubuhmu hilang dikesibukan jalanan kota. 

Seharusnya aku memang tahu. Bahwa datang dan pergi adalah hal yang lumrah. Kalau yang pergi bukan karena mati, maka karena yang baru telah hadir dalam hubungan ini.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...