Langsung ke konten utama

SENANDIKA "KAMU-AKU" Oleh : Erka Ray

" Aku bagimu seperti huruf 'E' dalam kata 'EM'. Adanya seperti tidak ada."

"Sudah mengorbankan, eh malah jadi korban."


----------*****---------



KAMU - AKU


Kamu : Kamu tidak ingin mengejarku? 

Aku : Untuk apa? 

Kamu : Untuk memperjuangkanku.

Aku : Tidak.

Kamu : Berarti cintamu tidak tulus selama ini?

Aku : Buat apa aku mengejarmu. Jika memang kamu benar-benar cinta, jangankan untuk pergi meninggalkanku, berpikir melangkah sejengkal dariku saja kamu tidak bisa.

Lagi pula jika kamu pergi dan aku mengejarmu, aku seperti membuang waktu. Toh jika jodoh tidak akan kemana. Dan akan selalu ada cara untuk menyatukan kita.


_____________________"""""_____________________


Kamu : Menurutmu kenapa seseorang cenderung tidak betah di rumah?

Aku : Aku tidak tahu.

Kamu : Apa rumahnya kurang indah, sehingga dia tidak betah?

Aku : Entahlah. Bukankah terkadang keindahan tidak menjamin kenyamanan. Dan terkadang yang nampak sederhana itulah yang nyaman. Sama halnya rupa, ketampanan dan kecantikan itu tidak pernah menjamin ketetapan. Jika memang benar menjamin, maka dengan ketampanan dan kecantikan itu seseorang akan cukup untuk menetap. Tapi buktinya tak jarang rupa yang menawan itu menyakitkan dan membuat seseorang pergi. Jadi, tidak ada yang benar-benar nyaman di sini. 


______________________"""______________________


Kamu : Kenapa sih seseorang harus bekerja keras untuk menjadi sukses dan mendapatkan apa yang dia mau?

Aku : Karena itu yang seharusnya.

Kamu : Kalau misalnya kita sudah bekerja keras tapi tidak mendapatkannya bagaimana? Bukankah itu seperti percuma? 

Aku : tidak ada yang percuma di dunia ini. Semua dan apa yang terjadi pasti ada alasannya tersendiri. Bukankah di dunia tidak ada yang instan? Mie instan saja butuh proses pengolahan untuk menjadi mie. Jadi sama seperti kesuksesan, butuh proses. Nikmati saja, urusan mendapatkannya atau tidak itu urusan nanti. Selama kita menjalaninya dengan ikhlas dan sabar, maka kita akan menuai nikmat dari apa yang kita semai.



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...