Langsung ke konten utama

KAMU, BERHENTILAH

Kamu, berhentilah bersama dia yang tidak mau diajak berjalan di jalan yang sama. Berhentilah berharap pada yang jelas-jelas tidak mengharapkanmu. Dirimu terlalu berharga untuk sekedar memohon pada yang sama sekali tak pernah memohon.

Kamu ... Berhentilah untuk tidak peduli pada dia yang jelas-jelas tidak peduli. Dan berhentilah berada di tengah-tengah orang yang berharap hadirmu saja tidak.

Hati adalah benda rapuh yang mudah disakiti. Menyerahkan hati pada tempat yang salah, hanya akan membuatmu dikelilingi masalah.

Kamu menjadi orang bodoh dengan menanti yang jelas-jelas telah nyaman dengan yang baru, yang tidak mungkin disuruh kembali. Berhentilah, hatimu telah lelah. Bukan cuma mata yang butuh memejam, hati pun butuh diredam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

PUISI PROSAIS "UNTUK KITA YANG BERANTAKAN", Oleh: Erka Ray

Coba ke sini, kita tulis puisi prosais sebentar, tidak perlu panjang. Yang penting kamu bisa tenang saat menulisnya. Kita rekap bersama kisah kita yang berantakan tahun lalu, bahkan saat ini masih juga berantakan. Kita butuh diri kita masing-masing untuk saling menata ulang agar kita tidak usai. Bukankah begitu? Iya aku tahu, tidak ada yang dengan suka rela untuk saat ini mengulurkan tangan masing-masing untuk memperbaiki, tapi setidaknya kita punya hati dan pikiran untuk saling mengerti. Meski aku tidak tahu, apa kita akan baik seperti bunga-bunga yang dengan santainya bermanja pada angin. Aku juga tidak tahu, apa kita selembut kapas saat menyentuh satu sama lain. Cobalah berdiskusi denganku sebentar, untuk kita yang sudah tak layar disebut usai. Kita memang putih bak dinding, tapi retak di sisi-sisinya. Tapi untuk patah, kita masih merekat.  Seberantakan apa kita hari ini? Aku tidak tahu, tapi jarak ini menjadi jawabannya. Sumenep, 07 Agustus 2022

PUISI "SELAMAT SAMPAI TUJUAN", Oleh: Erka Ray

Aku mengerjap mata pagi ini Menyebut namamu dengan hati-hati Embun yang mulai berselingkuh dengan dedaunan Satu pesanmu masuk, "Aku kedinginan." Dari seberang ke seberang Ada kita yang saling mengetik layar pipih cukup lama Berucap satu dua hal  Tuan berpulang hangat Selimutmu tebal saat disentuh  Hari menyelinap di kisahmu "Aku akan memulai berjalan pagi ini," ucapmu Aku iyakan  Kita berpisah  Aku bertuan pada khayalan Dan kamu yang menjadikan kenyataan Menelanjangi hadapan dengan egois Berjalan tapak menapak tak ingin berhenti "Hati-hati," ucapku Kamu akan kedinginan Berkisahlah dengan kasih Berpulanglah pada tanah kelahiran Lekas sembuh urat diperjalanan Tak menyisahkan kisahmu lagi  Selamat sampai tujuan Tuan pulang tersenyum mengetuk pintu rumah Sumenep, 17 Juni 2023