Langsung ke konten utama

AGUSTUS

Agustus,

Di tanganmu kutitip alur ceritaku

Memohon agar kau sudi menulisnya untukku


Agustus,

Di jejakmu

Kutitip sejuta campuran rasa yang tak mampu kubawa pergi dengan jejak ku

Di jejakmu,

Aku jua akan menitip tumpukan rindu yang tak kunjung sampai pada yang kutuju


Agustus,

Di punggungmu aku titip beban pilu

Tak mampu aku untuk menahannya lebih lama dari itu


Agustus,

Di matamu aku titip air mataku yang terkumpul di bulan lalu

Berharap kau mampu menghapusnya untukku

Berharap kau dengan ringan mengganti alasan turunnya air mataku


Agustus,

Padamu kutitip keluh-kesah bulan lalu

Kutitip degup jantung yang tak menentu

Kutitip penglihatanku dari melihat ia yang telah tak bersamaku

Kutitip semua kenyataan yang seakan membunuhku


Agustus,

Di bulan lalu aku menanti akan ketibaanmu

Maka jangan kau hidangkan aku kecewa dengan kehadiranmu

Maka jangan buat aku remuk di waktu yang sebentar itu


Agustus,

Di saat kau mulai menyapaku

Di situlah ia juga beranjak pergi dariku

Di situlah ia tanpa sudi melihat akan kesunyianku


Pada agustus,

Aku akan menghiasimu dengan bunga-bungaku

Apakah mampu untuk memperindah dirimu

Apakah akan sesuai dengan balasanmu untukku

Dan jua izinkan aku

Menjadikanmu salah satu peran penting dalam ceritaku


Catatan, 03 Agustus 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "PERCAKAPAN IBU", Oleh: Erka Ray

(Artisoo.com) Anak bertanya, "Kenapa ibu menangis saat mengupas bawang?" "Perih, Nak,"  Katanya demikian  "Kenapa ibu lama membasuh muka?" Pertanyaan selanjutnya "Wajah ibu kotor dosa, Nak. Wajah ibu sering tak ramah saat memintamu mengaji. Apalagi saat menyuruhmu pulang ke rumah, wajah ibu sangar. Pun wajah ibu sering kaulupakan saat kausedang berbahagia." Apa kaulihat ada yang bangun melebihi aku saat pagi tiba? Pun tak kaudapati siapapun di dapur kecuali aku, Nak Mengupas bawang yang sebenarnya masih terkantuk Memotong sayuran  Menyalakan kompor Menyalakan kran air kamar mandi Tak akan kaudapati selain aku, Nak Yang tangannya mencuci baju di kamar mandi dan matanya awas menatap nyala api sedang memasak air untuk membuat kopi Kelak, Jika kautak lagi temukan keributan dari mulutku, Nak Cepat peluk tubuhmu sendiri Mungkin aku sedang ingin beristirahat di ruang tamu Sembari diiringi keramaian lain yang sedang membaca doa-doa Sumenep, 0...

PUISI "PERASANKU", Oleh: Erka Ray

Entahlah,  Malam seakan bersendawa panjang Sehabis sarapan yang mengenyangkan Piring kotor dicuci sehabis itu  Malam tak bergeming di dekat jendela Gorden tak dibuka Untuk apa? Sesal tangan tak menggenggam Sesak dada mengingat sesal  Yang mana yang harus dirasa  Campur rasa tak menjadi suka  Malah menduka  Panjang umur malam ini  Penyair sampai hilang puisi  Kata di bait pertama yang tak berarti Pamekasan, 11 April 2023

HUMOR "MA, MINTA ADEK", Oleh: Erka Ray

Di pagi yang cerah, terjadi obrolan seru dari keluarga kecil di meja makan. Disana ada sepasang suami istri dan dua anaknya laki laki dan perempuan yang masih berumur 6 tahun dan si kaka 8 tahun di sela sela sarapan salah satu dari anak mereka memulai obrolan dengan mengajukan permintaan. "Ma, mama dulu yang buat adek gimana sih ma?" tanya si Kakak yang merupakan anak pertama. "Kenapa Kakak nanya kaya gitu," kata si Mama sembari tesenyum menahan tawa. "Kakak pengen adek lagi." "Pengen adek lagi gimana, Kak?" Si mama mulai kebingungan. "Ya pengen adek lagi, Ma. Adek bayi." Matanya mengerjab-ngerjab menunjukkan muka polosnya. "Itu kan masih ada adeknya, Kak." "Iya, Kak. Itu adeknya masih ada, masih lucu juga." Si papa ikut nyeletuk. "Tapi kakak pengen yang masih bayi, Pa, Ma. Iyakan dek?" Si kakak melirik adeknya, meminta dukungan. "Iya, Pa. Adek juga pengen adek baru yang masih bayi."  "Kalia...