Jika esok lusa riuh angin yang berisik tiba-tiba terdiam maka aku akan tetap dengan pijakanku meski mengusir dengan semampunya maka biarkan aku sendiri semampuku Meski kini kau samar-samar berpamitan aku malah terang-terangan mengibarkan penantian tidak peduli berapa kali otakku berkata bodoh tapi telingaku memilih tuli Aku memang tak pandai menjadi ranting tak mampu menjadi tulang tapi aku masih bisa menjadi payung saat hujan melindungi dari air yang berusaha egois menyentuhmu Catatan, 27 Agustus 2021