Aku tidak tahu siapa namamu, Mbak. Tapi kamu tampak lebih muda dariku. Tapi mungkin kamu lebih berpengalaman tentang luka. *** Entah siapa kamu, tapi aku memperhatikanmu sejak kamu masuk bus dengan tubuh yang oleng dan langsung permisi duduk di sampingku karena aku duduk di kursi paling depan dekat pintu bus. "Permisi, Mas. Boleh saya duduk di sini?" Kamu sopan sekali Mbak, tapi memang seharusnya permisi terlebih dahulu 'kan. Aku sebenarnya sengaja duduk di depan, ingin melihat kota yang aku kunjungi dengan jelas, ingin mengenangnya. Sebenarnya aku juga ingin duduk sendiri. Tapi aku mempersilahkan kamu duduk di sampingku, Mbak. Alih-alih menjawab silahkan, aku malah hanya mengangguk kikuk. Kamu nampak kesusahan melepas tas. Berat kah Mbak? Kalau aku membantumu, nanti apa katamu. Pasti kamu akan mengira aku laki-laki yang modus, padahal aku tak tega saja terlihat kamu kesusahan. Lagipula kenapa aku memiliki sikap penolong yang tinggi dan bukan pada tempatnya...