Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2022

RESENSI "DALAM NOVEL SELAMAT TINGGAL" Oleh ; Erka Ray

 Buku : Selamat Tinggal Penulis : Tere Liye Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama Tahun terbitan : cetakan pertama, Oktober 2020 Tebal buku : 360 Halaman Harga buku : 85.000 Peresensi : Erka Ray* Penulis yang bernama asli Darwis ini, telah banyak melahirkan karya berupa novel, sajak dan puisi. Lahir dan besar di Lahat Sumatera Selatan. Melanjutkan SMA-nya di kota Bandar Lampung, dan mulai menulis di koran-koran lokal. Lalu meneruskan studinya di Universitas Indonesia (UI) Fakultas Ekonomi. Semua karyanya telah mendapatkan gelar Best Seller. Tak hanya itu, beberapa bahkan sudah menjadi film, seperti 'Hafalan Salat Delisa' dan 'Rembulan Tenggelam Di Wajahmu' yang rilis perdana Desember 2019 lalu.  Dan novel 'Selamat Tinggal' ini, merupakan novelnya yang kesekian, yang disajikan dengan begitu berbeda. Bisa dibilang novel ini memberikan warna baru dari karangannya yang lain. Penulis yang memang sudah kental dengan karya-karyanya yang mengandung moral-moral kehidupan...

CERPEN "TIGA KALI" Oleh ; Erka Ray

 "huhhfff ...." Bukan suara apa, itu suara hembusan napasku. Lagi-lagi motor yang kukendarai ini bannya kempes. Sudah sekitar tiga kali, setiap aku melewati jalanan ini ban ku kempes, tertusuk paku. Siapa sih yang iseng begini nyebarin paku di jalanan.  Namaku Wahid seorang pekerja kantoran di salah satu gedung pencakar langit di daerah ibu kota. Jangan tanya yang mana, intinya yang tinggi itu. Waktu itu aku pernah terburu-buru harus ke kantor sudah hampir jam tujuh dan tentunya harus on time kan ke kantor, pas lewat di jalan ini ban langsung oleng, langsung kempes seketika. Ya sudah jika harus telat kali ini, aku sudah pasrah, toh sudah jam tujuh lewat. Kudorong motorku sekitar lima menit akhirnya menemukan tukang tambal ban.  "Kempes di mana motornya, Nak?" Bapak itu bertanya sambil cekatan melepas ban.  "Itu Pak di lampu merah sebelum jalan Niaga. Padahal saya lagi buru-buru sudah ngebut dari rumah, malah kena musibah begini."  Bapak tua itu masih fokus...

PUISI "MENYEBUT KITA SEBAGAI RINDU" Oleh ; Erka Ray

 Izinkan aku untuk menjadi tanah dan akar yang tempatnya bersamaan Izinkan aku untuk seikhlas daun yang dipaksa jauh dari rantingnya Tapi aku tak bisa menjadi mereka Jika aku menjadi tanah  Terus sandingkan aku dengan akar-akar yang menghubungkan kita Meskipun akhirnya aku terpaksa tegak seperti pohon Tapi luruh seperti daun  Aku memelukmu seperti awan yang menangisi bumi Aku menggenggammu layaknya sinar matahari Tapi jarak kita memang sejauh itu Hanya bisa menggapai titik-titik yang semu Aku ingin kita diberi jalan untuk mempermudah semuanya Kayaknya tanah yang menyerap air yang menyentuhnya Hingga aku layak untuk menatapmu Dan menyebut kita sebagai pecandu rindu Sumenep, 03 Maret 2022

PUISI "AKU DI MANA" Oleh ; Erka Ray

 Aku di mana?  Saat orang-orang ribut dengan mulutnya Saat tapak kakinya sudah sisa tapaknya Aku di mana? Aku hanya bisa duduk menepi sendiri Saat asap kenalpot jadi kelambu di jalanan  Kenapa aku cuma menjadi pengemis yang menengadah tangan  Aku di mana? Bisaku apa? Aku hanya tumpul di segala sisi  Aku pincang yang tak mempu berjalan lagi Pamekasan, 12 Mei 2022