Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2020

KITA TAK LAGI NYAMAN

Aku mengajakmu duduk satu meja. Dengan pikiran yang sibuk berkelana. Kita hanya duduk diam berdua, tanpa ada yang memulai pembicaraan. Cukup saling pandang. Dulu kita juga semeja. Kita bercanda, bercerita panjang tentang aktivitas kita, bercerita tentang rencana-rencana yang jelas kemungkinannya. Kita menjadi patung di seberang meja. Dengan secangkir kopi yang telah dingin. Tak ada yang memulai pembicaraan. Kita memiliki membisu dengan keadaan hati yang sibuk menata rindu. Aku tahu, kau tak lagi nyaman semeja denganku. Berulangkali kau meremas jemari. Seakan memberi isyarat, bahwa kau ingin cepat berlalu dari tempat ini. Aku tahu, kau diam-diam memeriksa waktu, menghitung putarannya yang terasa lama saat ditunggu. Dan aku juga tahu, kita tak lagi nyaman. Dengan mengenang masa-masa manis yang kurasa tak perlu diceritakan. Kita menjadi dua orang asing sekarang. Padahal dulu kita akrab sekali. Hingga orang-orang menyebut kita sepasang hati yang cocok sekali. Kenyamanan telah tak ada lagi ...

KAMU, BERHENTILAH

Kamu, berhentilah bersama dia yang tidak mau diajak berjalan di jalan yang sama. Berhentilah berharap pada yang jelas-jelas tidak mengharapkanmu. Dirimu terlalu berharga untuk sekedar memohon pada yang sama sekali tak pernah memohon. Kamu ... Berhentilah untuk tidak peduli pada dia yang jelas-jelas tidak peduli. Dan berhentilah berada di tengah-tengah orang yang berharap hadirmu saja tidak. Hati adalah benda rapuh yang mudah disakiti. Menyerahkan hati pada tempat yang salah, hanya akan membuatmu dikelilingi masalah. Kamu menjadi orang bodoh dengan menanti yang jelas-jelas telah nyaman dengan yang baru, yang tidak mungkin disuruh kembali. Berhentilah, hatimu telah lelah. Bukan cuma mata yang butuh memejam, hati pun butuh diredam.

Hanya pesta kecil untuk luka

u mengadakan pesta kecil untuk menyambut tibanya luka. Dengan hidangan istimewa berupa secangkir janji dan kudapan cinta yang telah basi. Dan kamu menjadi temanya. Terlalu mencolok di antara luka-luka yang lain. Dengan menyerahkan sebuah bingkisan yang kukira berisi cinta, tapi ternyata kosong dalamnya. Pesta ini kukhususkan untuk luka sebagai penyambutan kau yang tiba. Di ujung perkataan manis, namun setelah ditelan ternyata pahit. Nikmatilah semua yang kusuguhkan ini. Dan kamu menjadi tema dari semuanya. Janji yang berlabuh di bibir saja, dan jemari yang menaut kosong di sela-sela luka. Ini hanya pesta kecil untuk luka yang baru kau bawa. By : Erka Ray #Sajak