Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

MALAM TEMARAM BERSAMA LUKA

Dari malam yang hanya membisu Merajut cemburu yang merindu cumbu Dipetiklah bintang satu persatu Membuat langit kosong dicekik sendu Angin dingin yang menyelingsing di lapisan kalbu Sampai pada dasar perih yang kau hantar tempo lalu Menyergapku didekapanmu yang dihangatkan rindu Malam temaram sendiri di sana Rindu bersedih saat mengelilingi rasa Yang tak kunjung berlabuh jua Malam temaram memaksa tawa dicampur nista Berbahagialah engkau yang tiba Sekedar untuk menyapa saja Memberi secangkir ceria Yang berampaskan duka Air mata hanya menumpang lewat untuk dihapus jejaknya Sama pula seperti bintang-bintang yang dipaksa turun dari tahtanya. Malam temaram bersama luka catatan, 25 Oktober 2020 -Erka Ray

AGUSTUS

Agustus, Di tanganmu kutitip alur ceritaku Memohon agar kau sudi menulisnya untukku Agustus, Di jejakmu Kutitip sejuta campuran rasa yang tak mampu kubawa pergi dengan jejak ku Di jejakmu, Aku jua akan menitip tumpukan rindu yang tak kunjung sampai pada yang kutuju Agustus, Di punggungmu aku titip beban pilu Tak mampu aku untuk menahannya lebih lama dari itu Agustus, Di matamu aku titip air mataku yang terkumpul di bulan lalu Berharap kau mampu menghapusnya untukku Berharap kau dengan ringan mengganti alasan turunnya air mataku Agustus, Padamu kutitip keluh-kesah bulan lalu Kutitip degup jantung yang tak menentu Kutitip penglihatanku dari melihat ia yang telah tak bersamaku Kutitip semua kenyataan yang seakan membunuhku Agustus, Di bulan lalu aku menanti akan ketibaanmu Maka jangan kau hidangkan aku kecewa dengan kehadiranmu Maka jangan buat aku remuk di waktu yang sebentar itu Agustus, Di saat kau mulai menyapaku Di situlah ia juga beranjak pergi dariku Di situlah ia tanpa sudi meliha...

BANYAK BERTANYA

Boleh kuselipkan bunga di jubahmu Seberapa indah bila bersamamu Seberapa wangi ia dibandingkan aromamu Seberapa pantas ia untukmu Mampukah ia menjadi penutupmu Bolehkah kulantunkan doaku Bisakah ia merangkulmu Bisakah ia menjadi penyatu jarakku Bisakah ia mendapatkanmu Boleh aku menulis dengan tintaku Seberapa dalam ia mengukir namamu Sebarapa panjang ia menulis ceritaku Seberapa sempurna ia melukis pelangiku Boleh aku mengalirkan airku Apakah bisa menyejukkan hatimu Apakah bisa menyatu dengan air matamu Aku terlalu banyak menyelipkan tanya Di daun-daun tua Yang hendak jatuh meski tak tahu kapan Yang akan melepuh di waktu yang tak ditentukan Aku terlalu riang menuangkan gula Pada kopi pahit yang ia tak suka Pada ujungnya aku yang meminumnya Manis dan pahit kuteguk bersama Catatan, 31 Juli 2020 ******* Puisi di atas adalah penggalan dari isi buku "Hujan Akhir Pekan" Yuk di order Baru PO loh. 😊🙏 Hubungi kontak : 083853170237

KENAPA?

 KENAPA? Erka Ray Kenapa pergi Jika harus pulang Kenapa kembali Jika akan pergi Kenapa ada waktu Jika kamu selalu terlambat Kenapa ada belati  Sedang perkataanmu lebih tajam dari itu Kenapa ada aku Jika tidak ada kamu Catatan, 01 September 2020

JANUARI DAN JUNI

 JANUARI DAN JUNI Erka Ray Kita adalah tubuh yang tak mau sudah Mencari arah yang kehilangan langkah Kita yang disapa banyak tempat Kini telah merasa penat Kita yang sama-sama dari Januari Menyeret kaki melewati Februari, Maret, April pula Mei Lalu kita bertemu di Juni Dan mengikat rasa di Agustus pagi Kita menyulam hari Yang dihiasi angka-angka yang merambat menuju minggu lalu menyapa bulan Kita pun menyapa sedih yang tertinggal di belakang hati Melambai tangan untuk menyudahi Di januari ada kita Pula di juni, ada sapa yang dikaitkan di rasa Lalu diikatkan di agustus dengan taburan bunga Kita akan membuat Januari dan Juni tanpa jarak Saking rapatnya, ia tak bisa bergerak Catatan, 26 September 2020

KAMU TAK TAHU

 KAMU TAK TAHU Erka Ray Kamu tahu, Bagaimana hujan menertawakanku Pelangi tersenyum tak memperdulikanku Senja berlalu tanpa menoleh padaku  Akankah kamu tahu? Tidaklah engkau tahu, Aku menyeret kaki untuk pergi Embun-embun pagi seakan mencegahku  Namun angin berhembus mengusirku Tidakkah engkau tahu, Aku tertunduk pilu Bunga-bunga mengejekku Aku salah memangkas rasaku Kalah indah dengan bunga-bunga itu Kamu tidak tahu, Sendiri yang berteman sepi Pilu yang disayat dengan duri Belum seberapa dengan malam yang menatap remeh ceritaku Si tokoh yang tak berdiri setelah jatuh Bahkan bintang mulai muak dengan semua itu Kamu tak tahu, Aku memilih menutup mataku Semua menjauhiku Bahkan derik malam enggan menjadi latar lagu tidurku Hanya jejak kaki ku lah yang tetap di situ Setia padaku Catatan, 08 Agustus 2020

FOTOMU DI GALERI

 FOTOMU DI GALERI Erka Ray Aku memajang fotomu di diding galeri, sampai penuh di sana.  Mulai dari kau yang tertawa, sampai kau yang tengah merana.  Aku pun memajangmu di dinding hati. Tapi sayangnya, kau tak pernah sedikitpun berniat mengunjungi. Kau bahkan tak bertanya, sebanyak apa kau di dalam sana. Fotomu di galeri hanya topeng dari fotomu di hati. pasalnya fotomu saja yang bisa kumiliki bukan kau.  Kau telah di takdirkan dengan dia yang konon rasanya melebihi rasaku. Yang candanya melebihi candaku. Hingga membuat kau tersenyum lebih indah dari pada saat bersamaku. Berbahagialah cinta. Jika kau tak bisa merasa, setidaknya kau tengoklah sebentar seberapa menumpuknya foto dirimu di galeri yang kupunya. Kekallah kau di hati sana. Catatan, 07 Oktober 2020 #SAJAK

Hujan Akhir Pekan

 Seperti puisi yang tak cukup sepenggal Maka kata pun tak cukup sehuruf Seperti hujan yang tak cukup setetes Maka hati pun tak cukup walau sepotong ***** Masih banyak lagi kumpulan puisi yang bikin baper berkepanjangan. Gak kalah bagus sama karya-karya penyair lainnya. Dan di atas adalah blurd dari salah satu buku puisi   Penasaran... Yuk order segera buku puisi nya yang berjudul "Hujan Akhir Pekan" buruan sebelum kehabisan. Minat, hubungi kontak person  083853170237