Aku malu-malu
Jika harus mengutarakan rindu yang lagi-lagi resah mengucapkan syukur
Kalimat "Alhamdulillah" yang luluh dari bibir
Menguntit hati bermesraan dengan hatimu
Rasa syukur ini sesekali datang
Meski datang dalam hal yang sederhana
Dengan jari manis yang masih terikat janji
Semanis itu memang
Aku masih malu memelukmu di antara adzan dan Iqamah
Yang doanya cepat terkabul
Aku masih malu juga,
Jika memintamu di malam yang sepi
Di antara kemesraan sajadah dan dahiku
Aku bahkan ingin memilikimu seperti layaknya embun yang mengecup pagi
Membuka mata di dekat jendela
Lagi-lagi jendela ya ...
Aku malu
Meski hanya untuk berucap,
"Aku menyelipkanmu di doa tadi."
Doa yang mungkin sudah menembus langit-langit dan langit
Siapa tahu nama kita sudah terpasang di sana
Saling mengait
Hingga hanya soal waktu
Raganya juga ikut
Sumenep, 27 Januari 2023
Komentar
Posting Komentar