"Entahlah aku tidak tahu apa aku bahagia atau tidak." Demikian kata Lita lewat pesan WhatsApp-nya.
Malam yang rindang dan malam yang sepi. Aku mengambil handphone di atas nakas iseng membuka aplikasi pesan berwarna hijau. Siapa tahu ada pesan penting yang masuk. Ternyata tidak ada apa-apa.
Aku beralih melihat-lihat story teman-teman. Selang lima menit ada pesan masuk. Dan itu dari Lita teman SMA ku yang sudah menikah.
Sebenarnya Lita mempunyai cita-cita yang besar. Ingin Kuliah satu Universitas denganku. Karena dijodohkan oleh orang tuanya dan tidak bisa menolak, jadilah dia saat ini sudah menikah. Hanya aku yang melanjutkan Kuliah di Universitas itu.
"Kenapa begitu, bukanlah sudah hampir satu tahun pernikahan kalian? Dan kamu saat ini tengah mengandung," ucapku membalas pesannya.
"Iya, Rita, memang tidak terasa sudah satu tahun. Aku belakangan ini agak kesal dengannya. Dia menjanjikanku jalan-jalan, tapi setelah aku ajak dia tidak mau, katanya takut aku kenapa-napa karena usia kandunganku sudah 5 bulan."
Lita sedang bercerita tentang kesedihannya. Tadi dia memposting story, aku melihatnya. Iseng membalas. Kata Lita hanya aku yang paham soal maksud dari story-nya itu. Sedangkan yang lain mengira Lita sedang bertengkar dengan suaminya.
"Betul apa kata suamimu. Jangan berpikiran negatif. Apa yang dilakukan suamimu semata-mata demi kesehatan dan keselamatan kamu dan anakmu." Sepertinya Mood orang hamil sedang tidak terkontrol. Katanya kalau hamil mood-nya bisa berubah-rubah, tapi aku tidak tahu sih benar tidaknya hanya selintas membaca di website-website.
"Aku rindu masa-masa SMA kita. Seharusnya kita sekarang Kuliah bersama ya, Rit," ucap Lita di pesan selanjutnya.
Sepertinya pembicaraan ini mulai sedih. Mengingat Lita yang gagal Kuliah.
"Tidak apa-apa. Toh orang sukses tidak diukur dengan kuliah, Lit." Aku membesarkan hatinya.
"Sudah sekarang istirahatlah, sudah malam. Tidak baik begadang buat Ibu hamil," ucapku kemudian setelah membahas satu dua hal. Mengingat-ingat kembali masa SMA kita yang sering membaca novel di dalam kelas dan membagi makanan.
"Ya sudah aku istirahat ya. Lanjut besok, Rita." Itu balasan Lita.
"Jangan lupa bagi resep bolu buatanmu itu. Itu beneran enak," ucapku di akhir pesan.
Sudah larut malam. Terdengar suara derik serangga di ladang depan rumah. Seakan bernyanyi untuk malam dan rembulannya.
Aku menarik selimut bersiap tidur. Berbalas pesan dengan Lita malam ini cukup untuk mengobati rindu kami yang sudah lama tidak bertemu.
Diselesaikan di Sumenep, 24 Januari 2023
Komentar
Posting Komentar