Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2025

PUISI "SAJAK TOPLES PENUH", Oleh: Erka Ray

Dan ya, Aku yang membeku kosong waktu itu Busuk badanku hanya terdiam Putih badanku, Berwarna mahkotaku  Kosong isiku Aku yang tak disambut  Kau tak mengambilku  Kau tak mencicipiku  Kau diamkan aku Tuanku tengah bersedih hati tak mengisiku Kini telah harum semerbak tubuhku  Berkilau mahkotaku  Terangkat tubuhku  Duduk anggun di meja-meja tamu Gemerlap bajuku Penuh dengan berbagai rasa isianku Aku tak ditutup dibalik almari lagi  Tuanku mengusahakan aku Tuanku kelimpungan mencariku yang kosong  Telah penuh tubuhku  Ambil aku, Tawarkan aku, Cicipi aku Katakan, aku telah menunggu di meja ruang tamu Sumenep, 30 Maret 2025

CERPEN "SINGKAT", OLEH: ERKA RAY

Ah suara-suara itu gaduh mengusik tidurku, baru saja terlelap karena dimarahi Mbah Putri untuk cepat tidur.  "Ka, tidur," katanya dengan nada tinggi, aku yang fokus dengan permainan game di handphone langsung buru-buru mematikannya. Aku malas sekali jika harus adu mulut dengan Mbah Putri.  Entah sekarang jam berapa, aku yang masih setengah sadar mendengar suara-suara tangis, suara-suara orang-orang yang entah siapa, suara kaki yang melangkah terburu-buru. Entah di kali keberapa aku terlelap lalu terbangun lagi dan terlelap lagi dan terbangun lagi.  "Mobilnya mana."  Patah-patah di separuh kesadaranku yang mengantuk berat, suara gaduh orang-orang terdengar lagi. Aku terlelap. Tiba-tiba sebuah tangan menepuk pelan pipiku. Ah, siapa yang menganggu tidurku.  "Ka, Kafa. Bangun, ayo." Suara itu pelan sekali menyuruhku bangun. Mataku terbuka perlahan, mulai meraba-raba penglihatan sekitar, Tante Febi yang biasa ku panggil dengan sebutan Lek Febi. Lek dalam bahasa...